Seperti apa kisahnya, maka kami informasikan
intisarinya yaitu bahwa pihak kaum Kurawa dengan nama negeri Amarta, ingin menjerumuskan
pihak Pandawa di negeri Astina,(yang sebenarnya adalah:bersaudara) ke dalam
kesengsaraan,
melalui perantaraan Guru Durna. Sena yang adalah murid guru Durno diberikan ajaran:
bahwa dalam mencapai kesempurnaan demi
kesucian badan ,maka diharuskan mengikuti perintah sang Guru untuk mencari air suci
penghidupan ke hutan Tibrasara. Sena yang telah yakin tidak mungkin teritipu dan dibunuh oleh anjuran
Gurunya, tetap berniat pergi mengikuti perintah sang Guru,walaupun sebenarnya ada
niat sang Guru Durno untuk mencelakaannya.
Diceritakan Pada saat di negeri Amarta
,Prabu Suyudana/raja Mandaraka/prabu Salya sedang membahas bagaimana caranya Pandawa dapat ditipu
secara halus agar musnah, sebelum terjadinya perang Baratayuda, bersama dengan Resi Druna, Adipati Karna,
Raden Suwirya, Raden Jayasusena, Raden Rikadurjaya, Adipati dari Sindusena, Jayajatra, Patih
Sengkuni, Bisma, Dursasana, dan lain-lainnya termasuk para sentana/pembesar andalan lainnya.
Kemudian Durna memberi petunjuk kepada Sena, bahwa
jika ia telah menemukan air suci itu ,maka akan berarti dirinya mencapai kesempurnaan, menonjol diantara
sesama makhluk,dilindungi ayah-ibu, mulia, berada dalam triloka,akan hidup kekal adanya. Selanjutnya dikatakan,
bahwa letak air suci ada di hutan Tibrasara, dibawah Gandawedana, di gunung Candramuka, di dalam gua.
Kemudian setelah ia mohon pamit kepada Druna dan prabu Suyudana, lalu keluar dari istana, untuk
mohon pamit, mereka semua tersenyum, membayangkan Sena berhasil ditipu dan akan hancur lebur melawan
dua raksasa yang tinggal di gua itu, sebagai rasa optimisnya ,untuk sementara merekamerayakan dengan
bersuka-ria, pesta makan minum sepuas-puasnya.