PRAJURIT KECIL
Awi nama ayahku lahir di Desa Cebolek RT. 3 RW.3 Kec. Margoyoso Kab.Pati Jawa Tengah dari pasangan Mbah Ngarjo Cebolek dan Mbah Maridah Parenggan Pati pada tahun 1923. Bapak Awi sudah yatim piatu sejak kecil. Masa remajanya di asuh oleh KH. Asari ayah KH.Mudzakkir Cebolek Kidul (Sebelah selatan Madr.I’anatut Thalibin).
Masa remajanya Bpk.AWI ikut pasukan Heiho bentukan Jepang untuk persiapan Kemerdekaan RI. Kemudian dibubarkan PPKI anggotanya menjadi BKR kemudian pada tanggal 5 Oktober 1945 menjadi TKR lalu berubah menjadi TRI dan akhirnya menjadi TNI ( Tentara Nasional Indonesia .
Ada cerita menarik dari ayahku ketika njagong sama teman seperjuangannya yaitu Bapak Husnan (Cebolek) Ketika itu saya nguping setelah menyuguhkan dua gelas kopi sebagai teman njagong berdua. Menjelang pertempuran 5 hari di Semarang Pemuda Kec. Margoyoso disediakan 2 Truk untukmengangkut pemuda-pemuda yang siap berjihad ke Semarang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, ini terjadi pada tgl.14 sd 19 Oktober 1945. Setelah mendapatkan bekal do’a dan sarana dari KH. Nawawi Kajen, Seorang Kiyai dan pejuang Kemerdekaan RI. Yaitu berupa seikat sunduk sate yang berfungsi sebagai peluru kendali dan satu tongkat menjalin yang sudah di asmaki beliau berangkatlah pemuda-pemuda Kec. Margoyoso Ke Semarang itupun tidak sampai satu Truk penuh, hal ini bisa dimaklumi sebab perjuangan ini antara hidup dan mati. Saat Pertempuran lima hari Semarang Bapak Husnan hilang, teman-temannya termasuk Bapakku mengira Bpk. Husnan gugur tertembak Belanda di Semarang. Ternyata Bpk.Husnan lari dari kejaran Belanda dan bersembunyi di Tong sebuah Kapal di pelabuhan Tanjung Mas Semarang lalu Kapalnya berangkat di Kalimantan. Jadi selama 7 hari sudah dibacakan Tahlil oleh teman-temannya.lalu mereka tertawa.
Bpk Husnan Bertanya pada Bapakku “ Menjalin dan biting sate suwuane Mbah Wi (KH. Nawawi Kajen) nggonmu eko ijeh wi” Bapakku menjawab “ Menjaline ijeh Kang” . wah nggonku ilang re. saat ini tak simpan untuk kenang-kenangan.
Perjuangan tidak sampai disitu saja, Bapak Awi pernah juga ikut memikul tandu Jendral Sudirman ketika terjadi Palagan Ambarawa. Pertempuran Ambarawa terjadi pada tanggal 20 November sampai 15 Desember 1945 antara pasukan Tentara Keamanan Rakyat(TKR)melawan sekutu Inggris
Pertempuran ini terjadi atas niat para sekutu yang ingin menaklukkan Jawa Tengah dengan menggunakan wilayah Ambarawa sebagai batu pijakan. Hal tersebut disebabkan Ambarawa memiliki letak yang strategis di antara Yogyakarta dan Surakarta.
Pada awalnya sekutu Inggris datang ke Indonesia untuk menyelesaikan masalah tawanan Belanda di Magelang dan Ambarawa. Namun ternyata mereka diboncengi NICA (Nederland Indische Civil Administration) yang mempersenjatai mantan tahanan.
Ketika Negara sudah mulai aman Bapakku AWI pulang kemudian nikah. Pada pernikahan dengan emakku Jamiah putri dari Mbah Fadhil Mbah Damari Runting Pati mendapatkan anak.1. Mustairoh 2. Abdul Haris 3. Asrofah.
Pernah tinggal di Runting Pati beberapa tahun yang akhirnya kembali ke Cebolek ikut saudara sepupunya yaitu Lek Sriah sementara waktu. Lalu membeli tanah milik Mbah Marfuah yang sampai sekarang aku tempati.
Bapakku mendapat kepercayaan kerja oleh KH. Mujazzad Pengasuh Pondok Pesantren Jannatul Huda. Dalam segala hal, selain pertanian juga diajarkan cara berjuang di Madrasah. Sesuai kemampuannya, seperti tiap-tiap liburan Madrasah Bapakku di suruh Mbah Jajad nguwas Madr. I’anatut Thalibin Cebolek maupun Khoiriyah Waturoyo dengan biaya dan ditenagani sendiri tanpa upah.
Keteladanan KH.Muzajjad terhadap Bapakku memang terpatri betul yaitu jiwa perjuangan. Bapakku pernah cerita kepadaku, disruruh KH.Muzajjad menagih uang hasil jualan satu truk Kayu Jati di jepara yang jumlahnya 90 ribu, setelah diserahkan beliau KH.Muzajjad disuruh untuk membelanjakan keperluan Madrasah Khoiriyah berupa Bangku Madrasah.
Sifat perjuangan, mandiri serta pengabdian untuk Negara, Agama semoga selalu mengalir dan berkesinambungan ke anak cucunya. Aamiin.
Silsilah Karto Kelut Punya anak tiga ( Ngarjo, Warni, Umi) Ngarjo punya anak tiga ( Darni, Awi, Masriah)
Awi + Jamiah punya anak tiga ( Mustairoh, Abdul Haris, Asrofah)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar