Masih ingat suara lantang Eddy Sud "Dari Studio TV-RI Senayan Jakarta.. Inilah dia Aneka Ria Safari.”
diiringi sura tepuk tangan keras dan panjang…. Suara rekaman almarhum
Eddy Sud setiap minggu menggema ke seluruh Indonesia, suara itu sudah
sangat akrab terdengar di setiap pemirsa TVRI seluruh Indonesia.
TVRI era 80-an banyak menyuguhkan acara
menarik, misalnya Menggambar bersama pak Tino Sidin, ACI (Aku Cinta
Indonesia), Oshin dan film-film Mr Manix, The Bionic Woman dan
lain-lainnya.
Bagi Anda yang lahir sekitar 1970-an saya yakin pernah mendengar teriakan Eddy Sud di awal pembuka tayangan Aneka Ria Safari,
mungkin juga pernah menontonnya. Apalagi yang lahir tahun lebih tua
lagi (1969, 1968 dan seterusnya) sebagaian besar pasti ingat memori
indah tersebut.
Lahirnya kisah tayangan Artis Safari
tahun 1982, berawal ketika Eddy Sud bertemu dengan Menteri penerangan
RI saat itu (alm. Ali Murtopo) menyampaikan keprihatinannya kepada Ali
Murtopo mengenai gejala-gejala merebaknya musik Barat ke Indonesia,
selain itu juga untuk menyalurkan bakat penyanyi, bakat musisi dan karya
musik Indonesia, serta untuk mempertahankan eksistensi musik sendiri
dalam negeri sendiri, maka Ali Murtopo pun setuju. Dia meminta
rancangannya dari Eddy Sud lantas menyampaikan frame tersebut. Acaranya
disetjui, berjalan dan makin terkenal dan memang akhirnya Artis Safari
menjadi tontonan musik paling Top seluruh Indonesia.
Untuk acara panggung musik, pemirsa
televisi sudah menantikan acara tersebut mulai siang hari, diantaranya
sudah berdiskusi dan saling mengingatkan agar tidak lupa menonton
tayangan tersebut nanti malam. Dua jam sebelum acara penayangannya
orang-orang sudah siap sedia dan menghentikan beberapa aktifitas
lainnya. Mau tidak mau kita harus menonton TVRI saat itu, karena hanya
TVRI corong satu-satunya siaran pertelevisian kita, pada hingga tahun
1982, sebelum masuk TPI. Dalam acara TVRI inilah kita temukan sebuah
acara yang sangat populer berjudul Artis Safari.
Kita kenal artis-artis pujaan masa lalu,
antara lain : Si Cantik angin Mamiri dari Selatan, almarhumah Andi
Meriam Mattalata menyanyikan tembang manis “Januari yang biru” dan judul
lainnya “Kepastian ku”
Ratih Purwasih antara lain menyanyikan lagu
“Hujan Turun Lagi”. Arie Wibowo, dengan lagunya “Anak SIngkong”,
Alamrhum Gombloh, dengan lagunya ” Ku Gadaikan Cintaku”, Nia Daniati,
dengan lagunya “Gelas-gelas Kaca”. Iis Sugianto dengan lagunya ” Jangan
sakiti hatinya”. Dan lain sebagainya tidak dapat disebutkan lagi
satu-persatu dalam tulisan ini.
Beberapa penyanyi baru tumbuh menjadi
penyanyi populer dari sini, misal Ria Resti Fauzi, Iis Sugiarti, Ikang
Fauzi, ratih Purwasih, Meriam Belina dan lain-lain.
Beberapa penyanyi top dangdut dan Pop tidak
bisa dapat masuk ke pentas Artis Safari, antara lain Iwan False, Rhoma
Irama dan Koes Ploes bersaudara akibat dianggap terlalu menyentil lirik
lagunya.
Akhirnya, pada penghujung 1991, acara ini
pun dihentikan. Bukan karena kehabisan lagu dan imijinasi, tapi justru
sudah terkontaminasi imajinasi yang destruktif dan dikeola oleh Mafia
Artis Safari. Banyak orang merasa tertipu, banyak orang rugi akibat
menyerahkan uang untuk dapat masuk dalam pentas Artis Safari. Akhirnya
para mafia itu ditangkap dan ternyata.. Oooo, ada kaitannya juga dengan
“orang dalam”. Daripada ribut-ribut, mending bubar saja…kata pengurus
Artis Safari.
Apakah sekarang akan ada model artis safari
seperti jaman dulu?. Artis sekarang lebih hebat-hebat, lebih berani,
lebih kreatif dan lebih cantik dan ganteng..Tapi sayang… ternyata artis
lama menang dalam penguasaan penghayatan dan syairnya, sehingga
lagu-lagunya tidak lapuk karena hujan dan tidak lekang karena panas di
telan masa.. Coba deh buktikan sendiri, benar apa tidak kata abang…
Remaja masa 80-an kini berada di seluruh
penjuru dunia pasti ada yang merindukan suasana 80-an hadir kembali. seperti Arab Saudi, Korea, Jepang dan lainnya yang pernah mendapat
sentuhan era 1980-an tentu masih merindukannya bukan?.
Seperti merasa kehilangan sesuatu, tapi
tidak tau apa bentuknya, tidak tau cara menyampaikannya, banyak yang
tidak tahu untuk diajak berdiskusi. Begitulah kira-kira ekspresi
nostalgia 80-an. yang hilang. Salah satu yang hilang itu adalah Tayangan Aneka Ria Safari mengisi tembang kenangan 1980-an.
Maka tak heran, banyak orang ikut milis 80-an agar bisa mengobati
rindunya dan menemukan kembali sesuatu yang pernah hilang, walau untuk
bertemu hanya untuk sesaat saja.. Biarpun membayar mahal untuk
menemukan kenangan indahnya, no Problem, yang penting rindu sudah
terobati..
Semoga bermanfaat dan dapat mengurangi kerinduan terhadap tayangan Favorite dan tembang-tembang 1980-an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar