Benthik terbuat dari 2 potong stik atau kayu
bentuk silinder dengan panjang berbeda. Satu potong kayu dengan panjang
sekitar 30 cm, yang satunya sekitar 10 cm. Kedua potongan stik tersebut
biasanya berdiameter sama, sekitar 2-3 cm. Biasanya potongan kayu
tersebut diperoleh dari ranting-ranting pohon yang tumbuh di sekitar
halaman, seperti pohon asem, pohon mlandhing (petai Cina), pohon jambu
biji, pohon mangga, dan sejenisnya. Ranting pohon yang diambil biasanya
dari kayu yang ulet dan tidak mudah patah. Bisa jadi, alat benthik
dibuat dari potongan bambu yang dibuat silinder dengan ukuran yang sama
seperti di atas.
Cara bermainnya pun bisa dianggap mudah. Bisa dilakukan dengan cara
beregu atau individu. Jika dilakukan beregu, bisa jadi satu regu
(kelompok) terdiri dari 3 atau 4 anak. Ketika satu regu bermain, maka
regu yang lain mendapat giliran jaga. Setiap regu secara bergantian
memainkan benthik hingga semua mendapat giliran. Setelah selesai,
bergantian yang jaga mendapat giliran bermain. Jika dilakukan individu,
misalnya 5 anak, maka satu anak mendapat giliran bermain, maka 4 anak
lainnya mendapat giliran jaga. Jika anak yang bermain sudah kalah, maka
digantikan temannya secara bergantian. Regu atau anak yang mendapatkan
angka terbanyak biasanya dianggap sebagai pemenang.
Sebelum permainan dimulai, anak-anak membuat sebuah lubang di tanah
dengan ukuran memanjang sekitar 7-10 cm, lebar 2-3 cm, Lubang itu
digunakan sebagai tolakan melemparkan stik pendek. Setelah itu anak-anak
melakukan hompimpah atau sut. Permainan benthik biasanya terdiri dari
tiga tahap. Tahap pertama, anak yang mendapat giliran bermain,
meletakkan stik pendek di atas lubang, lalu dengan bantuan stik panjang,
stik pendek dilempar sekuat dan sejauh mungkin. Jika benthik pendek
tertangkap tangan, maka anak yang bermain dianggap kalah, sementara yang
menangkap stik pendek mendapat nilai, umpamanya dengan dua tangan 10
poin, satu tangan kanan 25 poin, satu tangan kiri 50 poin, dan
sebagainya. Jika tidak tertangkap, salah satu anak yang jadi melemparkan
stik pendek ke arah stik panjang yang telah ditaruh di atas lubang
dengan posisi melintang. Jika stik panjang terkena, maka anak yang
bermain kalah.
Jika stik pendek tidak mengenai stik panjang, anak yang bermain dapat meneruskan permainan ke tahap kedua. Pada tahap ini, anak yang bermain lalu melemparkan stik pendek ke udara lalu dipukul sekuat tenaga dengan stik panjang agar terlempar sejauh mungkin. Jika stik pendek yang dilempar tertangkap oleh lawan, maka anak yang bermain dianggap kalah. Ia harus menghentikan permainan. Jika tidak tertangkap tangan, maka anak yang jaga harus melemparkan stik pendek ke arah lubang yang telah dibuat. Jika saat dilempar ke arah lubang, stik pendek terpukul oleh anak yang bermain dan terlempar jauh kembali ke arah sebaliknya, maka perolehan poin yang didapat akan semakin banyak. Sebab cara penghitungan poin dengan menggunakan stik panjang, diawali dari lubang ke arah jatuhnya stik pendek. Jika stik pendek yang dilempar ke arah lubang dan tidak terpukul oleh si pemain, maka penghitungan juga dilakukan mulai dari lubang ke arah jatuhnya stik pendek yang lolos dari pukulan kedua. Jika lemparan stik pendek dari lawan masuk ke arah lubang, maka poin yang dikumpulkan oleh anak yang bermain dianggap hangus.
Jika stik pendek tidak mengenai stik panjang, anak yang bermain dapat meneruskan permainan ke tahap kedua. Pada tahap ini, anak yang bermain lalu melemparkan stik pendek ke udara lalu dipukul sekuat tenaga dengan stik panjang agar terlempar sejauh mungkin. Jika stik pendek yang dilempar tertangkap oleh lawan, maka anak yang bermain dianggap kalah. Ia harus menghentikan permainan. Jika tidak tertangkap tangan, maka anak yang jaga harus melemparkan stik pendek ke arah lubang yang telah dibuat. Jika saat dilempar ke arah lubang, stik pendek terpukul oleh anak yang bermain dan terlempar jauh kembali ke arah sebaliknya, maka perolehan poin yang didapat akan semakin banyak. Sebab cara penghitungan poin dengan menggunakan stik panjang, diawali dari lubang ke arah jatuhnya stik pendek. Jika stik pendek yang dilempar ke arah lubang dan tidak terpukul oleh si pemain, maka penghitungan juga dilakukan mulai dari lubang ke arah jatuhnya stik pendek yang lolos dari pukulan kedua. Jika lemparan stik pendek dari lawan masuk ke arah lubang, maka poin yang dikumpulkan oleh anak yang bermain dianggap hangus.
Apabila pada tahap kedua, anak yang bermain mendapatkan poin, maka
bisa dilanjutkan ke tahap ketiga. Pada tahap ini, anak yang bermain
harus meletakkan stik pendek ke dalam lubang. Satu ujung stik dimasukkan
ke dalam lubang, sementara ujung stik lainnya timbul di permukaan
ta
nah. Anak yang bermain harus bisa memukul ujung stik yang timbul agar
mengudara lalu dipukul sejauh mungkin. Jika tidak dapat memukul kedua
kali, maka ia dianggap kalah atau mati dan harus digantikan dengan
pemain lainnya. Namun jika berhasil memukul lagi satu kali, dua kali
atau seterusnya, maka pemain berhak untuk mengalikan hasil tersebut.
Jika terlempar sejauh 20 kali stik panjang dan terpukul 1 kali lagi,
maka ia mendapatkan poin 20. Jika ia mampu memukul 2 kali sebelum
terlempar jauh, maka ia berhak melipatkan menjadi dua kali. Bisa jadi,
ukuran untuk yang berhasil memukul dua kali atau seterusnya, memakai
alat ukur benda lain, misalnya peniti, gabah, dan sebagainya. Semakin ia
memukul berulang kali sebelum terlempar jauh, memungkinkan ia akan
finish lebih dulu. Begitu seterusnya dalam permainan benthik. Ia akan
mengulangi dari awal, apabila tidak “mati” dalam permainan.
Ada sisi positif dari permainan tradisional benthik ini. Anak akan
diajarkan untuk bersosialisasi dengan teman bermain. Jika ia tidak dapat
bersosialisasi dengan baik, pasti teman bermain akan menjauhinya.
Begitu pula sportivitas akan diuji dalam permainan ini. Setiap anak yang
tidak berjiwa sportif pasti lama-kelamaan juga akan ditinggalkan oleh
rekan bermain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar